SEARCH

Translate

12/01/14

ARTIKEL PENDIDIKAN

Upaya pendidikan dalam mengantisipasi terhadap masa depan

Pendidikan berkewajiban mempersiapkan generasi baru yang sanggup menghadapi tantangan masa depan. Generasi baru yang dihasilkan pendidikan tersebut yaitu manusia yang melek teknologi dan melek fikir, namun tidak melupakan kebudayaan yang ada.
Dalam kehidupan di masa depan, generasi baru mendapatkan empat macam tantangan, yaitu:
1.       Generasi baru tersebut mampu menyesuaikan diri dan memanfaatkan peluang globalisasi dalam segala bidang.
2.       Wawasan dan pengetahuan yang memadai tentang IPTEK.
3.       Kemampuan menyaring dan memanfaatkan arus informasi yang semakin padat dan cepat.
4.       Mampu bekerja efisien sebagai cikal bakal kemapuan professional.
Dengan mampunya generasi baru tersebut melaksanakan keempat tantangan tersebut dengan baik, maka generasi tersebut telah dianggap mampu menyesuaikan diri dengan keadaan di masa depan.
Santoto S.Hamijoyo mengemukakan lima strategi dasar dalam era globalisasi tersebut yakni:
1.       Pendidikan untuk pengembangan IPTEK, dipilih terutama dalam bidang-bidang yang vital, seperti manufacturing dan pertanian, sebagiai modal utama menghadapi globalisasi.
2.       Pendidikan untuk mengembangkan keterempilan manajemen, termasuk bahasa-bahasa asing yang relevan untuk hubungan perdagangna dan politik, sebagai instrument operasional untuk berkiprah dalam globalisasi.
3.       Pendidikan untuk pengelolaan kependudukan, lingkungan , keluarga berencana dan kesehatan sebagai penangkal terhadap menurunnya kualitas hidup dan hancurnya system pendukung kehidupan manusia.
4.       Pendidikan untuk mengembangkan sistem nilai, termasuk filsafat, agama dan ideologi demi ketahanan social budaya termasuk persatuan dan kesatuan bangsa.
5.       Pedidikan untuk mempertinggi mutu tenaga kependidikan dan kepelatihan, termasuk pengelola sitem pendidikan formal dan nonformal, demi menggalakan peningkatan pemerataan mutu relevasi dan efesiensi sumber daya manusia secara keseluruhan.

1.       Upaya mengatasi masa depan
Seperti yang kita ketahui masyarakat Indonesia sekarang ini sedang beralih dari masyarakat agraris ke masyarakat industry dan masyarakat informasi. Oleh karena itu mengembangkan sumberdaya manusia, utamanya melalui pendidikan sebagai pilar utama, akan sangat penting. Dalam penjelasan UU-RI No: 2 tahun 1989 ditemukan sebagai berikut: “dalam rangka pelaksanaan pembangunan nasional sebagai pengalaman pancasila dibidang pendidikan maka pendidikan nasional mengusahakan,
1.       Pembentukan manusia pancasila sebagai manusia pembangunan yang tinggi kualitasnya dan mampu mandiri
2.       Pemberian dukungan bagi perkembangan bagi masyarakat, bangsa dan Negara Indonesia yang terwujud dalam ketahanan nasional yang tangguh.
dari penjelasan itu ternyata fungsi pendidikan tidak hanya untuk membangun manusia saja, tetapi juga ikut serta dalam pembangunan masyarakat. Oleh karena itu kajian tentang upaya mengantisipasi masa depan melalui pendidikan akan diarahkan pada.
1.       Aspek yang paling berperan dalam individu untuk memberi  arah antisipasi tersebut yakni nilai dan sikap
2.       Pengembangan budaya dan sarana kehidupan
3.       Tentang pendidikan itu sendiri, utamanya pengembangan sarana pendidikan
ketiga hal di atas merupakan titik strategi dalam mengantisipasi masa depan tersebut.

2.       Perubahan nilai dan sikap
Nilai dan sikap memegang peranan penting dalam menentukan wawasan dan perilaku manusia. Nilai merupakan norma, acuan yang seharusnya, dan atau kaidah yang akan menjadi rujukan perilaku. Nilai-nilai tersebut dapat bersumber dari berbagai hal, seperti agama, hokum, adat istiadat, moral, dan sebagainya, baik yang tertulis maupun yang tidakntertulis. Bagi bangsa Indonesia dengan masyarakat yang majemuk terjadi variasi nilai dan tata kelakuan.

3.       Pengembangan kebudayaan
Salah satu upaya penting dalam mengantisipasi masa depan adalah upaya yang berkaitan dengan pengembangan kebudayaan dalam arti luas, termasuk hal-hal yang berkaitan dengan saran kehidupan manusia. Seperti telah dikemukakan, kebudayaan mencakup unsur-unsur mulai dari system religi, kemasyarakatan, pengahuan, bahasa, kesenian, mata pencaharian, sampai dengan system teknologi dan peralatan. Unsur-unsur terakhir tersebutlah yang paling mudah berubah dibandingkan dengan unsur lainnya. Akan tetapi, perubahan masyarakat Indonesia daari masyarakat pertanian ke masyarakat industri dan masyarakat informasi telah menyebabkan keseluruhan unsur-unsur tersebut akan mengalami pengaruh yang kuat.

4.       Pengembangan saran pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar utama dalam mengantisipasi masa depan, Karena pendidikan selalu diorientasi pada penyiapan peserta didik untuk berperan di masa yang akan datang. Oleh karena itu, pengembangan sarana penuntuk didikan sebagai salah satu persyaratan utama untuk menjemput masa depan dengan segala kesempatan dan tantangannya.


CONTOH LAPORAN BUKU

Judul Buku                  : The Power of Emotional dan Adversity Quotient for Teacher
Penulis Buku               : Dani Ronnie M
Penerbit Buku             : Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika) Anggota IKAPI
Cetakan                       : I, Sya’ban 1427/September 2006
Tebal Buku                  : 253 Halaman

Isi Buku
1.      Permasalahan
a.         Apa maksud dari sekolahku sayang dan sekolahku malang ?
b.         How a Living Legend (bagaimana hidup menjadi legenda) ? Guru dengan 8 K.
c.         Bagaimana emosi kecerdasan bagi seorang guru ?
d.        Apa saja strategi khusus dari guru ?
e.         Bisakah seorang guru sukses ?
f.          Ada berapa macam bidang Adversity Quotient ?
g.         Bagaimana Pelajaran dari perjalanan diri dari seorang guru ?
2.      Pokok permasalahan penulis
Bab I
a.         Peran IQ, EI, dan AQ dalam kehidupan
Pembelajaran institusi pendidikan baik formal maupun informal, dalam bangku-bangku sekolah formal lebih dari 12 tahun ada yang lebih dari 20 tahun. Sekarang mari kita menjawab dengan sejujurnya, puaskah kita, anda dan saya, dengan apa yang didapat dari sekolah-sekolah yang telah kita lakoni selama ini?jawablah dalam hati dan renungkanlah.
Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya menghasilkan manusia-manusiayang tidak berkarakter dan tidak siap terjun kedunia nyata, a real life.
Para ahli berpendapat bahwa kecerdasan akademik IQ hanya 15 % saja terhadap kesuksesan dan kebahagiaan seseorang. Sisanya ditentukan oleh sikap (attitude)-nya.
b.         Sumber Daya Masa Depan
Tidak sedikit alumni-alumni institusi pendidikan kita hanyalah orang-orang dewasa yang tidak mandiri, tidak berkarakter dan tidak sanggup menghadapi godaan. Tidak jarang pula mereka berjalan menyimpang dari ‘jalur putih’. Maksudnya jalur putih adalah jalur yang sarat akan nilai-nilai positif (positive values), idealisme dan keyakinan bahwa kesuksesan harus dibangun bata per bata. Dibutuhkanlah determinasi, komitmen dan kekuatan jiwa.
Orang yang menyipang dari jalur putih itu adalah orang yang selalu mencari jalan pintas dalam meraih apapun yang mereka inginkan. Itu adalah salah. Negeri yang hebat, kuat dan bermartabat, asal mau kita berbenah,memperbaiki diri dan mengoptimalkan sumber daya masa depan kita, anak-anak bangsa! Herbert Hoover mengatakan bahwa, “Anak-anak adalah sumberdaya kita yang tak ternilai.”
c.         Be Strong People
Penuturan oleh Richard C Needham, ini sungguh indah menuturkan bahwa : orang-orang hebat membuat kesalahan sebanyak dan semengerikan orang yang lemah. Perbedaannya adalah orang hebat mengakuinya, belajar darinya. Itulah yang menyebabkan mereka hebat. Sekali lagi, be strong people! Hanya orang-orang kuatlah yang sanggup melihat jauh kedalam diri, karena memang didalam sana ada kebenaran hakiki.
d.        Ilalang Liar
Terjadi fenomena didunia yaitu:
1)        Fenomena Liburan
2)        Belajar, Aktivitas Menyenangkan.
3)        Competitive approach & standardization (mengubah pola fikir pembelajaran).
4)        Rewards and Punishment
“  Bila kita mampu berfikir positif, kreatif dan inovatif dalam menyikapi segala fenomena yang terjadi didunia pendidikan kita, sooner or later kita akan mampu mengondisikan sekolah sebagai tempat belajar yang menyenangkan, efektif, dan membesarkan hati. Tidak sebaliknya, sekolah hanya membunuh antusiasme, menyakitkan, membosankan dan menguras energi jiwa “.
Bab II
a.         8 K yang Memikat
Kita sedikit mencoba mentrasendensikan proses belajar mengajar, mencoba memandangnya sebagai suatu yang lebih dari sekedar transfer informasi dan penjejalan pengetahuan, namun ada unsur kasih sayang, kepedulian, komitmen, kerendahan hati, kreativitas dan keikhlasan dan karakter-karakter unggul lain didalamnya.
Untuk menjadi guru yang seperti itu, harus mengetahui 8 K sebagai berikut:
1)        Kasih sayang : kasih sayang yang ikhlas dari seorang guru kepada para pembelajarnya akan mengejar dan gaungnya akan terasa sampai kejiwa.
2)        Kepedulian/empati : kau bisa membayar orang untuk mengajar, tetapi kau tidak bisa membayar mereka untuk peduli.
3)        Kesabaran : kemampuan diri untuk terus-menerus melakukan sesuatu dengan tanpa kehilangan rasa keterkaitan, meski hal itu sulit.
4)        Kreativitas : kecintaan kita terhadap pekerjaan membuat kita memiliki energi yang luar biasa . melahirkan imajinasi tanpa batas, sanggup mengalirkan ide-ide kreatif dan membuat apapun yang kita lakukan menjadi unggul dan indah. imajinasi adalah induk dari segala kreativitas
5)        Kerendahan hati : pola, sikap dan perilaku yang menunjukan bahwa kita  berfikir kita tidak lebih baik, lebih hebat, atau lebih cerdas dari orang lain.
6)        Kebijaksanaan : guru biasa memberitahukan, guru baik menjelaskan, guru ulung memperagakan, guru hebat mengilhami.
7)        Komitmen : kalau kita sudah berkomitmen untuk melakukan sesuatu, kita harus mengarahkan segala daya dan upaya kita untuk menunaikannya.
8)        Kejujuran : sesuatu yang langka dan sulit didapati, seseorang harus memiliki kualitas, ia akan menjadi aset yang luar biasa.
Bab III
a.         Apa itu emosi kecerdasan
Emosi kecerdasan adalah kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri (self awareness) dan orang lain (empathy).
Kecerdasan emosi terbagi atas lima wilayah utama:
1)        Mengenali emosi diri
2)        Manajemen emosi
3)        Memotivasi diri sendiri
4)        Mengenali emosi orang lain
5)        Menjalin hubungan/relasi.
Jika kita mengintip lebih dalam lagi mengenai kecerdasan ini dan mencari korelasinya dengan proses belajar-mengajar. Sorotan pertama kita adalah kekuatan dari emosi positif. Jenis emosi yang menurut saya pribadi serta memiliki peran penting dalam pendidikan dan kesuksesan hidup seseorang:
1)      Perasaan nyaman dan rileks
2)      Emosi itu menular
3)      Emosi positif bisa dilatih dll.
Bab IV
a.         3 (tiga) U
1)      Utuh (Holistik)
Manusia adalah mahluk yang terdiri dari 3 bagian yaitu tidak boleh terpisah, yaitu body (olah tubuh), mind (olah pikir) dan soul (olah jiwa). Ketiga hal ini memang harus bersinergi dan diberdayakan serta diolah.
2)      Unik (Unique)
Keunikan manusia adalah sesuatu yang tidak bisa disangkal lagi. Misalkan kebetulan anda mempunyai saudara kembar, identical twin, anda pasti tahu bahwa,bahkan dengan seorang saudara kembar sekalipun, pasti kita ada perbedaan.
3)      Unggul (Outstanding)
Dicontohkan sebuah karya yang unggul akan dihargai oleh setiap orang. Dan mungkin kalau anada melihat seorang penyair akan terkagum-kagum betapa hebatnya dalam merangkai kata-kata.
Bab V
a.         Bisakah seorang guru sukses ?
Menurut pendapat saya seharusnya kita mampu berbahagia kapan pun, bagaimana pun, dan dimanapun kita berada. Kemampuan kita berbahagia pada kondisi apa pun dan tanpa syarat, menyebabkan kesuksesan lebih gampang menghinggapi diri. Jika kita merasa gembira, senang dan positif. Rasa itu menderivasi banyak sifat-sifat unggul.
Agar sukses menjadi milik kita, poin yang kita harus garis bawahi adalah:
1)            Keyakinan terhadap apa yang kita rasakan dan yang kita kerjakan.
2)            Hasrat yang menggelora terhadap pekerjaan kita.
3)            Kemampuan mengkomunikasikannya.
Bab VI
a.         Adversity Quotient
Terbagi menjadi berbagai bidang diantaranya:
1)            Adversitas Hidup
2)            Tanya Jiwa
§    Apakah anda masih bisa menghirup oksigen?
§    Apakah anda masih bisa melihat?
§    Apakah anda masih bisa mendengar
§    Apakah anda masih bisa membaca?
Calm down, itulah adversitas(kesulitan) yang sangat akrab dengan hidup,semakin tinggi kesulitan yang kita hadapi, semakin besar pelajaran yang bisa dicermati.
“semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa untuk tumbuh”.
3)            Rejoice Because Thorns Have Roses
4)            Semua ada endingnya
5)            Life Episodes
6)            Kecerdasan Adversitas
7)            AQ dan kehendak sakral jiwa
8)            Pesan yang bisa dicermati
9)            Adversity Quotient di sekolah
10)        Harta karun diri.
Bab VII
a.         Pelajaran dari perjalanan diri
Keunikan perjalanan dirilah yang kemudian membuat kanvas hidup menjadi berwarna, kaya dan mendebarkan.
b.         Belajar tidak mengenal usia
“Usia boleh tua, tetapi hati harus tetap muda”.
Ternyata menurut penelitian terbaru, kemauan sepanjang hayat untuk belajar bahasa itu sangat sehat, karena kegiatan ini dapat membantu menjaga dendrit sel otak kita agar tetap pada kondisi yang baik, dan bahkan hal ini akan menghindari kita dari penyakit Alzheimerl. Jadi walaupun kita sudah tau, tetaplah jaga hasrat kita untuk terus mengembangkan pengetahuan berbahasa kita. Ini akan membuat otak kita luar biasa.
3.      Tujuan  
a.       Untuk menginspirasi semua guru.
b.      Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan ilmu tentang kekuatan emosi dan kecerdasan advertisitas.
c.       Untuk menginformasikan kepada para guru bagaimana kekuatan emosi dan advertisitas itu.

d.      Untuk menghadirkan prinsip-prinsip kecerdasan emosional dan adversitas dalam kegiatan belajar mengajar.