SEARCH

Translate

03/10/13

Daur / Siklus Biogeokimia

DAUR BIOGEOKIMIA
RESUME
Disusun untuk Memenuhi Tugas dari Mata Kuliah
“Ekologi Lingkungan”



Oleh
Eko Kuntara
1200685

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI
FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2013



Daur Biogeokimia
Definisi
Daur biogeokimia adalah unsur kimia atau siklus kimia yang mengalir dari komponen abiotik ke komponen biotik dan kembali lagi ke komponen abiotik. Unsur dan siklus ini tidak hanya melewati organisme, namun juga bisa melibatkan reaksi-reaksi kimia dalam lingkungan abiotik sehingga disebut siklus biogeokimia. Dan jejaring makanan bukan merupakan bagian dalam siklus atau daur biogeokimia, karena jejaring makanan hanya berbentuk seperti rantai makanan yang mengalir dengan komponen hidup, bertolak belakang dengan definisi daur biogeokimia. Contohnya: Binatang herbivora yang mendapatkan makanan dari tumbuhan, berbeda dengan karnivora yang mendapatkan makanan dari herbivora. Herbivora dan karnivora mati maka diuraikanlah oleh bakteri pengurai, menjadi nutrisi bagi tanaman.
1.             Daur makanan adalah aliran elemen-elemen dan senyawa yang diperlukan untuk kehidupan secara mudah disebut daur makanan.
2.             Kompatmen
a.              Pool cadangan yaitu bagian yang lebih besar dan gerakannya lambat, umumnya terdiri dari komponen non biologi.
b.             Pool pertukaran yaitu bagian yang lebih kecil, akan tetapi lebih aktif bergerak maju-mundur secara cepat antara organisme dan lingkungan.
3.             Tipologi
a.              Gas, unsurnya terdapat di atmosfer dan hidrosfer.
b.             Tipe sedimen, prosesnya terjadi didalam tanah.
Fungsi
          Fungsi Daur Biogeokimia adalah sebagai siklus materi yang mengembalikan semua unsur-unsur kimia yang sudah terpakai oleh semua yang ada di bumi baik komponen biotik maupun abiotik, sehingga kelangsungan di bumi dapat terjaga dengan baik.
Komponen

1.                  Biologi. Suatu ilmu alam yang mempelajari kehidupan dan organisme hidup, termasuk struktur, fungsi, pertumbuhan, evolusi, persebaran, dan taksonomi. Biologi biasanya mengakui sel sebagai satuan dasar kehidupan, gen sebagai satuan dasar pewarisan, dan evolusi sebagai mekanisme yang mendorong terciptanya spesies baru. Organisme juga diyakini bertahan dengan mengonsumsi  dan mengubah energi serta dengan meregulasi keadaan dalamnya agar tetap stabil dan vital.

2.                  Geomorfologi. Sebuah ilmu yang mempelajari tentang bentuk alam dan proses pembentukannya. Proses pembentukan utama terhadap pembentukan topografi adalah angin, ombak, cuaca, pergerakan tanah, aliran air, glester, tektonik, dan vulkanik.


3.                  Kimia. Kimia adalah ilmu pusat. Karena menghubungkan berbagai ilmu lain, seperti fisika, ilmu bahan, nanoteknologi, biologi, farmasi, kedokteran, bioinforatika, dan geologi. Kimia berhubungan dengan interaksi materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika.






Macam-macam Daur Biogeokimia
1.        Daur unsur Esensial
a.      Daur Karbon

Gambar 1. Siklus Karbon

          Di atmosfer terdapat kandungan Karbon (C) sebanyak 0.03% dalam bentuk karbon dioksida (CO2). Karbon dioksida itu tidak mempunyai bentuk cair pada tekanan dibawah 5,1 atm namun langsung menjadi padat jika temperaturnya di bawah -78OC. Karbon dioksida jika dalam bentuk padat, umumnya disebut sebagai es kering.
          Di lapisan biosfer juga terdapat sekitar 1900GtC gas karbon dioksida dan oksigen. Karbon adalah bagian yang penting dalam menunjang kehidupan di bumi, hal itu terjadi karena karbon berperan dalam struktur biokimia dan nutrisi pada semua sel makhluk hidup. Dalam proses perpindahan karbon di biosfer sama dengan proses perpindahan karbon di atmosfer, karena semua proses yang terjadi di atmosfer harus melewati lapisan biosfer terlebih dahulu.
          Siklus karbon ini terjadi dimana karbon dipertukarkan antara biosfer, geosfer, hidrosfer, dan atmosfer bumi (dimana objek astronomi lainnya bisa jadi memiliki siklus karbon yang hampir sama, meskipun hingga kini belum diketahui).
Karbon dapat diambil dari atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
1)             Melalui proses fotosintesis
Dalam proses ini dimana matahari bersinar, tumbuhan akan melakukan fotosintesis untuk mengubah karbondioksida menjadi karbohidrat kemudian melepaskannya ke atmosfer.
2)             Melalui sirkulasi termohalin
Pada permukaan laut di daerah kutub, air laut menjadi lebih dingin dan karbondioksida lebih mudah larut dalam air. Karbondioksida yang larut iru akan terbawa oleh sirkulasi termohalin yang membawa masa air dipermukaan yang lebih berat menuju kedalam laut.
3)             Melalui pelapukan batu silikat
Pelapukan batuan silikat ini tidak memilki efek yang terlalu besar terhadap karbondioksida pada atmosfer, karena ion karbonat pada atmosfer yang terbentuk dan terbawa oleh air laut selanjutnya akan dipakai untuk membuat karbonat laut.
Karbon dapat kembali lagi ke atmosfer dengan berbagai cara, antara lain:
1)             Melalui respirasi tumbuhan, dan binatang.
Proses ini merupakan reaksi eksotermik dan penguraian glukosa menjadi karbohidrat dan air.
2)             Melalui pembusukan tumbuhan, dan binatang.
Jamur, bakteri akan menguraikan senyawa karbon pada tumbuhan dan binatang yang mati, kemudian mengubah karbon menjadi karbondioksida jika tersedia oksigen atau menjadi metana jika tidak tersedia oksigen.
3)             Melalui pembakaran material organik.
Mengoksidasi karbon yang terkandung pada material organik menjadi karbondioksida. Pembakaran bahan fosil seperti batu bara, minyak bumi, dan gas alam akan melepaskan karbon yang tersimpan di dalam geosfer, sehingga kadar karbondioksida di atmosfer semakin bertambah.
4)             Melalui produksi semen.
Komponen semen yaitu kapur atau kalium oksida dihasilkannya dengan cara memanaskan batu kapur yang menghasilkan karbondioksida dalam jumlah banyak.
5)             Melalui erupsi vulkanik.
Jadi erupsi vulkanik itu akan melepaskan gas ke atmosfer. Gas-gas tersebut termasuk uap air, karbon dioksida, dan belerang. Jumlah karbondioksida yang terlepas di atmosfer itu sama dengan karbondioksida yang hilang di atmosfer akibat pelapukan batuan silikat.
6)             Melalui pemanasan permukaan laut.
Pada permukaan laut, ketika air laut menjadi lebih hangat, karbon dioksida yang larut dalam air akan dilepas ke atmosfer sebagai uap air.
b.      Daur Oksigen

Gambar 2. Siklus Oksigen
Daur Oksigen dimulai dari tumbuhan, melalui proses fotosintesis tumbuhan menghasilkan O2. Makhluk hidup menggunakan O2 (respirasi) untuk memecah senyawa organik di dalam tubuh menjadi energi. Di dalam air oksigen tersedia dalam bentuk DO (dissolved Oksigen = oksigen terlarut). Organisme air menggunakan DO untuk bernafas. DO terbentuk oleh gerakan permukaan air yang bersinggungan dengan oksigen bebas di udara. Hasil dari proses respirasi sel adalah senyawa karbon CO2 yang akan diikat oleh tumbuhan untuk menyusun zat-zat organik dan menghasilkan O2 melalui fotosintesis.
Di dalam air, respirasi organisme air menghasilkan senyawa bikarbonat yaitu senyawa yang terbentuk dari reaksi CO2 dan asam karbonat di dalam air. Bikarbonat merupakan sumber karbon bagi organisme autotrof air untuk melakukan fotosintesis.

c.       Daur Nitrogen

Gambar 3. Daur Nitrogen
            Nitrogen terdapat di dalam bentuk senyawa organik (urea, protein, dan asam nukleat) atau sebagai senyawa anorganik (amonia, nitrit, dan nitrat). Tumbuhan dan hewan membutuhkan nitrogen (tdidak dalam bentuk gas) untuk membuat protein. Nitrogen di udara ada kurang lebih sebanyak 80%. Tumbuhan dapat menyerap nitrogen dalam bentuk senyawa nitrit atau nitrat. Pertama, daur nitrogen adalah transfer nitrogen dari atmosfer ke dalam tanah. Selain air hujan yang membawa sejumlah nitrogen, penambahan nitrogen ke dalam tanah terjadi melalui proses fiksasi nitrogen yang dapat dilakukan oleh bakteri, hal itu dapat mengikat nitrogen seperti bakteri rhizobium dan azetobacter. Selain itu, ganggang hijau-biru dalam air juga memiliki kemampuan memfiksasi nitrogen. Kedua, nitrat yang dihasilkan oleh fiksasi biologis digunakan oleh produsen (tumbuhan) diubah menjadi molekul protein. Kemudian, jika tumbuhan atau hewan mati, makhluk pengurai merombaknya menjadi gas amoniak dan garam amonium yang larut dalam air. Proses ini disebut dengan amonifikasi. Selanjutnya adalah proses nitrifikasi. Bakteri nitrifikasi (Nitrosomonas) mengubah amoniak dan senyawa amonium menjadi nitrat oleh bakteri nitfrifikasi lainnya (Nitrobacter). Apabila oksigen dalam tanah terbatas, nitrat dengan cepat ditransformasikan menjadi gas nitrogen atau oksida nitrogen oleh proses yang d2isebut denitrifikasi.
d.      Daur posfor
Gambar 4. Daur Fosfor
     Daur/siklus fosfor adalah proses yang tidak pernah berhenti mengenai perjalanan fosfor dari lingkungan abiotik hingga dimanfaatkan dalam proses biologis. Berbeda dengan daur hidrologi, daur karbon, dan daur nitrogen, daur fosfor tidak melalui komponen atmosfer. Fosfor terdapat di alam dalam bentuk ion fosfat (fosfor yang berikatan dengan oksigen:  H2PO4- dan HPO42-). Ion fosfat banyak terdapat dalam bebatuan. Pengikisan dan pelapukan batuan membuat fosfat larut dan terbawa menuju sungai sampai laut sehingga membentuk sedimen. Sedimen ini muncul kembali ke permukaan karena adanya pergerakan dasar bumi. 
Ion fosfat dapat memasuki air tanah sehingga tumbuhan dapat mengambil fosfat yang terlarut melalui absorbsi yang dilakukan oleh akar. Dalam proses rantai makanan, Herbivora mendapatkan fosfat dari tumbuhan yang dimakannya. Selanjutnya karnivora mendapatkan fosfat dari herbivora yang dimakannya.
Fosfat dikeluarkan dari organisme melalui urin dan feses. Di sini para detrivor (bakteri dan jamur) mengurai bahan-bahan anorganik di dalam tanah, lalu melepaskan fosfor, kemudian diambil oleh tumbuhan atau mengendap. Daur fosfor mulai lagi dari sini.

e.       Daur / Siklus Sulfur (Belerang)

Secara alami, sulfur/belerang terkandung dalam tanah berbentuk mineral tanah. Dan juga Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen sulfida. Dalam proses aerobik tumbuhan mendapat sulfur dari dalam tanah dalam bentuk sulfat (SO4). Selanjutnya tumbuhan tersebut dimakan hewan sehingga sulfur berpindah ke hewan. kemudian hewan dan tumbuhan mati lalu bangkai hewan dan tumbuhan itu diuraikan menjadi gas H2S atau menjadi sulfat lagi.
Gambar 5. Daur Sulfur/Belerang
Setiap daur melibatkan unsur organisme untuk membantu menguraikan senyawa-senyawa menjadi suatu unsur. Dalam daur sulfur/belerang misalnya, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap transformasi adalah sebagai berikut :
1)      H2S    ->     S    ->      SO4 ; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.
2)      SO4    ->     H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.
3)      H2S    ->     SO4 (Pengokaidasi silfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4)      S organik      ->       SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrof aerobik dan anaerobik.
Selain itu ada beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain Desulfomaculum dan Desulfibro yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof aerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur dioksida menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
2.             Daur Unsur non-Esensial
Unsur nonesensial ini banyak terdapat di sedimen, banyak terkonsentrasi pada jaringan tertentu. Misalnya, Hg dan Pb yang beracun dan radio aktif misalnya: St radioaktif sifatnya seperti Ca maka dapat mengganti kedudukan Ca dalam tubuh, jadi hal ini sangat berbahaya.

3.             Daur Nutrien Organik
Organisme Heterotroph dan beberapa Ototroph (Algae) menentukan beberapa vitamin dan nutrien lain di lingkungan, sebagian besar nutrien organik berasal dari organisme (biotik).
Konsentrasi nutrien organik di alam sangat sedikit dan sering disebut nutrien mikro, karena jumlahnya sangat sedikit  dapat menjadi faktor pembatas.

4.             Daur Nutrien di daerah Tropis
Di daerah dingin, sebagian besar bahan organik dan nutrien yang tersedia berada dalam tanah atau sedimen. Di daerah tropis, sebagian besar bahan organik dan nutrien berada pada biomassa. Di daerah sedang, ditanam tanaman musiman (annual) yang berumur pendek kurang sesuai dengan jika diterapkan di daerah tropis yang tanahnya miskin zat organik.

5.             Intervensi Manusia & Permasalahan Daur biogeokimia.
Manusia dapat mempengaruhi daur unsur, karena dapat mengubah daur yang sempurna, menjadi daur yang tidak sempurna (asiklik).

Tujuan perlindungan sumber daya alam ialah membuat proses asiklik menjadi siklik. Daur air merupakan tempat yang baik untuk memulai perbaikan daur unsur karena daur air akan dapat mengendaliakan nutrien dalam air.