Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Terima
kasih saya ucapkan kepada para panitia yang telah menyiapkan persiapan KKL ini
dengan sangat terencana dan berjalan dengan lancar. Tidak lupa saya ucapkan
terimakasih kepada dosen pembimbing yang telah membimbing dalam KKL tingkat II
kali ini, serta rekan-rekan saya ucapkan terima kasih karena selalu bersemangat
dan ceria dalam menjalani kegiatan KKl kali ini, walaupun KKL kali ini menyita
banyak waktu dan tenaga tetapi masih tetap semangat.
Perjalanan ini dimulai di hari kedua
KKL tingkat II, bertempat di wilayah sekitar ujung kulon tepatnya di Pos JRSCA.
Perjalanan ini berjarak 7 km memotong tengah hutan dari Selat Sunda menuju samudera
hindia. Alasan memberikan judul diatas adalah untuk memberikan informasi di
kawasan tersebut memang terdapat kehidupan sikaki besar di 14 km, mengapa
judulnya sikaki besar 14 km karena
sikaki besar ini merupakan fauna yang hampir punah dia memiliki ciri-ciri
mempunyai cula/tanduk, berkulit tebal dan berkaki besar, serta untuk angka 14
km adalah menunjukan perjalanan tersebut; itu dihitung dari pemberangkatan dari
pos ke samudera hindia dan kembali lagi ke Pos JRSCA(selat sunda).
Sabtu, 24 mei 2014 pukul 9.30
petualangan itu dimulai dari pintu masuk utama pos JRSCA. Petualangan mencari
jejak misterius sikaki besar, dimulai dari kelompok 1 sampai dengan kelompok 4.
Petualangan ini sangat sulit dan banyak rintangan yang menghadang serta
menakutkan. Kenapa menakutkan? Karena dalam perjalanan selalu ada pikiran yang
aneh-aneh dan behalusinasi yang tidak-tidak, entah itu berhalusinasi ada ular
yang tiba-tiba jatuh dari atas pohon langsung menggigit atau harimau buas yang
siap menerkam kita atau buaya muara yang muncul tiba-tiba entah dari
semak-semak atau sungai saat kita menyebrang. Setengah perjalanan sekitar 2-3
km menyusuri pesisir pantai itu lumayan berbahaya dan menyulitkan banyak sekali
pijakan-pijakan yang licin, tanah yang gembur dan becek, dan tanaman-tanaman
yang berduri tajam, tanaman ini banyak yang menyukai sekilas melihatnya jika
dilihat dari bentuknya yang aneh dan cantik seperti bergerigi namun itu hanya
tampilan belaka, daunnya memiliki sudut-sudut yang tajam dan sangat berbahaya
untuk kaki saat melangkah, walaupun sudah memakai celana panjang dan tebal
tetap saja tusukan-tusukan dari daun itu masih tetap terasa apalagi yang
memakai celana pendek itu sangat menyakitkan, kalau tidak salah namanya itu
“Jaruju” orang-orang disana menyebutnya seperti itu. Di km selanjutnya adalah
menelusuri hutan belantara (benar-benar hutan yang sesungguhnnya), sekitar 3-4
km di perjalanan ini sangat berbahaya dan menakutkan, banyak suara-suara seram
dari binatang penghuni hutan tersebut, dan jalan yang terhalang pepohonan serta
semak-semak berduri yang banyak dijumpai, serta masih dijumpai tanaman jaruju
walaupun sudah masuk kedalam hutan, kaki melangkah masuk kedalam hutan dan
terus melangkah tidak peduli betapa berbahayanya di sekitar yang terlintas
dipikiran hanya ingin melihat sesuatu yang waaah…!! dan belum pernah dialami
seumur hidup yaitu melihat sikaki besar tersebut, di perjalanan ditemukan
goresan-goresan misterius ditanah yang berantakan tetapi ternyata itu bukan
sikaki besar, goresan itu dibuat oleh sibabi hutan untuk mencari makanan
rayap/cacing, kemudian mulai berjalan lagi terus berjalan dan sampai di suatu
tempat dimana goresan ditanah itu menunjukkan dia pernah berada di sekitar
tempat itu walaupun hanya sebentar jalan yang dilewatinya dan untuk mencari
makanan, diperkirakan dia melakukan perjalanan mencari makan tersebut terjadi
pada malam hari dan memberikan bekas jejak kaki di tanah, jejak kaki ditanah tersebut ditemukan sekitar
pukul 12:18 WIB begitu dalam dan besar berkali-kali lipat dari ukuran kaki
sibabi hutan yang hanya beberapa cm, sikaki besar memiliki ukuran tapak di
tanah sekitar 20-25 cm itu ukuran tapak kaki yang luar biasa dan hanya bisa
dilihat sekali seumur hidup serta jarang ditemukan mungkin sulit untuk
ditemukan karena sikaki besar itu memiliki tempat tersembunyi yang dia sukai,
walaupun hanya jejak yang bisa dilihat itu sudah cukup untuk menjadi kenangan
yang tak terlupakan dan tersimpan dimemori seumur hidup.
Sekitar pukul 12:50 sampailah di pos ke
2 JRSCA, laut samudera hindia disana melakukan berbagai hal seperti, shalat,
makan, dan istirahat serta melihat pemandangan laut sekitar yang begitu indah
dan cantik. Dilanjutkan perjalanan dari pos 2 ke pos 1 JRSCA, sebelumnya ada
pengumpulan kelompok dan laporan kelengkapan anggota serta mempersiapkan
pemberangkatan, mulai pemberangktan pukul 14:00 sampai di pos ke 1 pukul 15:35
saat pulang menemukan beberapa hewan seperti biawak, kera ekor panjang, rusa
dan hal aneh yaitu terlihat dari kejauhan pohon tumbang entah itu ulah siapa.
Saat berangkat dan saat pulang memiliki perbedaan waktu yang sangat jauh, saat
berangkat itu mencapai 3 jam perjalanan tetapi pas pulangnya berkisar 1,5 jam
itu sama-sama berjarak 7 km pulang-pergi. Dapat di bedakan antara
pemberangkatan dan saat pulangnya, banyak pemberhentian untuk melakukan sesuatu
meneliti hal-hal unik, dan saat pulang dari pos ke pos tidak melakukan hal-hal
lain selain berjalan dan terus berjalan itu karena sudah mencapai batasnya.
Sebelumnya, panitia KKL memberikan 1
bungkus makanan dan sebotol air mineral. Sebotol air mineral itu hanya cukup
untuk diminum sampai di pos ke 2 JRSCA dekat dengan laut selatan (samudra
hindia), lalu setengah perjalanan air minum itu habis dan hanya cukup untuk
pelega dahaga saat makan siang di pos ke 2, terpaksa saat perjalanan pulang
dari pos 2 ke pos 1 JRSCA berjarak 7 km tidak minum sama sekali, waktu itu yang
terpikirkan hanya sesegera mungkin sampai ke pos 1 tidak memikirkan hal-hal lain
seperti keselamatan atau tentang adanya bahaya yang menghadang. Sesampainya di
pos 1 tetap masih kehausan dan tidak minum sampai ke penginapan, itu krisis air
minum pertama kali yang dialami sekitar 80 orang yang ikut petualangan ini.
Petualangan ini, merupakan petualangan yang sangat amat berkesan sekali seumur
hidup berhak untuk diingat dan diceritakan.
oleh : eko kuntara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar