KHALWAT
Khalwat adalah seorang laki-laki
berada bersama perempuan yang bukan mahramnya dan tidak ada orang ketiga
bersamanya. Khalwat adalah perkara yang diharamkan, sebagaimana yang
ditunjukkan oleh dalil-dalil diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Rasulullah saw bersabda:
“Hati-hati kalian terhadap masuk
(bertemu) dengan para perempuan. Maka berkata seorang lelaki dari Anshar:
“Wahai Rasulullah bagaimana pendapatmu dengan Al Hamwu?” Beliau berkata: “Al
Hamwu adalah maut.” (HR. Bukhari Muslim)
Menurut Imam Muslim: “Al Hamwu
adalah saudara laki-laki suami dan yang serupa dengannya dari kerabat sang
suami; Anak paman dan yang semisalnya.”
Imam Nawawi: “Sepakat ahli bahasa
bahwa makna Al Hamwu adalah kerabat suami sang istri seperti bapaknya, Ibunya,
saudara laki-lakinya, anak saudara laki-lakinya, anak pamannya dan yang
semisalnya.”
Kemudian Imam An Nawawi berkata:
“Dan yang diinginkan dengan Al Hamwu disini adalah kerabat suami selain
bapak-bapaknya dan anak-anaknya. Adapun bapak-bapak dan anak-anaknya, mereka
adalah mahram bagi istrinya, boleh bagi mereka ber-khalwat dengannya dan
tidaklah mereka disifatkan sebagai maut.”
Adapun sabda Rasulullah saw: “Al
Hamwu adalah maut,” ada beberapa penjelasan dari para ‘ulama tentang maksudnya:
(1) Maksudnya bahwa ber-khalwat
dengan Al Hamwu akan mengantar kepada kehancuran agama seseorang yaitu dengan
terjatuhnya ke dalam maksiat, atau mengantar kepada mati itu sendiri yaitu
apabila ia melakukan maksiat dan mengakibatkan ia dihukum rajam, atau bisa
kehancuran bagi perempuan itu sendiri yaitu ia akan diceraikan oleh suaminya
bila sebab kecemburaannya.
(2) Berkata Ath Thobari:
“Maknanya adalah seorang lelaki ber-khalwat dengan istri saudara laki-lakinya
atau (istri) anak saudara laki-lakinya kedudukannya seperti kedudukan maut dan
orang Arab mensifatkan sesuatu yang tidak baik dengan maut.”
(3) Ibnul ‘A’rabi menerangkan
bahwa orang Arab kalau berkata: “Singa adalah maut” artinya berjumpa dengan
singa adalah maut yaitu hati-hatilah kalian dari singa sebagaimana kalian
hati-hati dari maut.
(4) Berkata pengarang Majma’ Al
Gharâ’ib: “Yaitu tidak boleh seorangpun ber-khalwat dengannya kecuali maut.”
(5) Berkata Al Qodhi ‘Iyadh:
“Maknanya bahwa ber-khalwat dengan Al Hamwu adalah pengantar kepada fitnah dan
kebinasaan.”
(6) Berkata Al Qurthubi:
“Maknanya bahwa masuknya kerabat suami (bertemu) dengan istrinya menyerupai
maut dalam jeleknya dan rusaknya yaitu hal tersebut diharamkan (dan) dimaklumi
pengharamannya.”
2. Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah seorang laki-laki ber-khalwat
dengan perempuan kecuali bersama mahramnya. Maka berdirilah seorang lelaki lalu
berkata: “Wahai Rasulullah, istriku keluar untuk haji dan saya telah terdaftar
di perang ini dan ini.” Beliau berkata: “Kembalilah engkau, kemudian berhajilah
bersama istrimu.” (HR. Bukhari)
3. Rasulullah saw bersabda:
“Jangan sekali-kali seorang
laki-laki bersendirian dengan perempuan karena yang ketiga bersama mereka
adalah syaithan.” (HR. Tirmidzi)
4. Rasulullah saw bersabda:
“Janganlah seorang laki-laki
bermalam di tempat seorang janda kecuali ia telah menjadi suaminya atau sebagai
mahramnya.” (HR. Muslim)
5. Rasulullah saw bersabda:
“Perempuan itu adalah aurat,
kalau dia keluar maka dibuat agung/indah oleh syaithan.” (HR At Tirmidzi)
Maka hindarilah berkhalwat atau
hanya berdua-duaan dengan yang bukan muhrim , karena selain diharamkan juga
membawa banyak kemudharatan sebagaimana telah disebutkan dalam larangan
Rasulullah saw melaui hadistnya. Dan seharusnya bagi seorang muslim dan
muslimah apabila Allah Ta’ala dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu perkara,
hendaknya bersikap tunduk dan patuh pada perintah-Nya sebagai aplikasi keimanan
kepada-Nya, sebagaimana firman Allah SWT :

“Dan tidaklah patut bagi
laki-laki yang mu’min dan tidak (pula) bagi perempuan yang mu’min, apabila
Allah dan Rasul-Nya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka
pilihan (yang lain) tentang urusan mereka.” (QS Al Ahzâb: 36)
sumber: mohon maaf sya cantumin nanti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar