SEARCH

Translate

08/01/13

Resume Buku


RESUME 8 KALIMAT Al-Thayyibah
Ringan di Lisan Berat di Timbangan Amal

Judul Buku                  :  8 KALIMAT Al-Thayyibah (Ringan di Lisan Berat di Timbangan Amal)
Jenis Buku                   :  Agama
Pengarang                   :  M. Fauzi Rachman
Penerbit                       :  Mizan (PT Mizan Pustaka Anggota IKAPI)
Cetakan                       :  I, Desember 2008/Dzulhijjah 1429 H
Halaman Buku            : 186 Halaman
Panjang Buku              : 19 cm
Tebal Buku                  : 1 cm
Harga Buku                 : Rp 5000,00

Isi Buku
Bab 1                    BASMALAH
1.             Makna Isim dan Allah
Keutamaan basmalah itu meliputi segala bentuk tasmiyah, yaitu menyebut nama Allah baik dengan ucapan bismillah atau bismillahirrahmanirrahim.
Kata isim diambil dari kata al-sumuww yang berarti “tinggi”, atau al-simah yang berarti “tanda”. Jadi sebuah nama itu menjadi tanda bagi sesuatu yang harus dijunjung tinggi.
Menurut Allamah Thabathaba’i, preposisi “bi” dalam bismilah mempunyai hubungan dengan kata “aku memulai” maknanya memulai pembicaraan dengan-Nya.
Imam Al-Qurthubi mengungkapkan, “para ulama menjelaskan bahwa “bismillahirrahmanirrahim merupakan sumpah dari Tuhan kita yang diturunkan pada awal setiap surah, untuk menunjukan kepada para hamba-Nya bahwa yang diturunkan oleh Allah dalam surah ini adalah kebenaran dan Allah menjamin akan memberikan segala janji, kasih sayang, dan kebaikan yang Allah paparkan dalam surah ini.”
Banyak sekali yang berpendapat tetapi saya Cuma mengambil 1 perkataan ulama saja.
2.             Makna Al-Rahman dan Al-Rahim
Di dalam Al-Qur’an kata Al-Rahman terulang sebanyak 57 kali, sedangkan Al-Rahim sebanyak 95 kali. Ulama berpendapat bahwa kata Al-Rahman dan Al-Rahim keduanya terambil dari akar kata yang sama, yakni “rahmat”, ada juga yang berpendapat bahwa kata Al-Rahman tidak berakar kata, dan karena itu pula­­_lanjut mereka_orang-orang musyrik tidak mengenal siapa Al-Rahman. Terbukti dalam firman-Nya, Apabila diperintahkan kepada mereka sujudlah kepada Al-Rahman, mereka bertanya, “siapakah Al-Rahman itu? Apakah kami bersujud kepada sesuatu yang engkau perintahkan kepada kami?” perintah ini menambah mereka menjauhi diri dari keimanan (QS Al-Furqan [25]: 60).
“Nama `Allah` menunjukan bahwa Dialah yang merupakan ma`luh (yang disembah) dan ma`bud (yang diibadahi). Seluruh mahluk beribadah kepada-Nya dengan penuh kecintaan, pengagungan, dan ketundukan.”Ibn Al-Qayyim dan Al-Jauziyyah.
3.             Kekuatan Basmalah
Basmalah mempunyai kekuatan dalam kehidupan. Tetapi adakalanya Rasulullah tidak mengucapkan bismillahirrahmanirrahim.kemudian beliau juga langsung menyebut kata Allah tanpa menyisipkan kata isim.
Salah satu do’a beliau adalah:
Ya Allah, dengan Engkau aku memasuki waktu pagi dan petang. Yakni, dengan kekuasaan-Mu, kami memasukinya.
Sebelum tidur beliau berdoa:
Dengan nama-Mu, ya Allah, aku tidur dan bangun. Yakni, demi karena Engkau Aku hidup dan mati. Doa ini sejalan dan semakna dengan perintah-Nya, Katakanlah, “sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku hanyalah untuk Allah, Tuhan semesta Alam” (QS Al-An’am [6] 162)
“Barang siapa yang membaca bismillahirrahmanirrahim sebanyak 21 kali ketika hendak tidur, insya Allah aman sentosa pada malam itu dari gangguan setan, dari mati secara terkejut, dan dari kejahatan manusia seperti pencuri dan lain-lain.” Rasulullah Saw
4.             Meneladani Basmalah dalam Kehidupan
Jika Anda ingin meneladani basmalah ini, terlebih dahulu Anda harus menyadari bahwa seluruh isim (nama) adalah milik Allah, Hanya milik Allah Al-Asma Al-Husna (nama-nama yang baik)... (QS Al-A’raf [7]: 180)
“Berakhlaklah dengan akhlak Allah,” dinyatakan oleh sementara ulama sebagai sabda Nabi Muhammad Saw. Salah satu dari definisi agama/keberagamaan adalah “upaya meneladani Tuhan dalam sifat-sifat-Nya”. Allah Swt bersifat azaly dan qadim, serta memiliki kesempurnaan mutlak, berbeda dengan makhluk.
Para pakar tasawuf berpendapat bahwa keberhasilan meneladani Tuhan dalam nama-nama-Nya diraih dengan bertahap:
a.              Meningkatkan makrifat melalui pengetahuan dan ketakwaan.
b.             Membebaskan diri dari perbudakan syahwat dan hawa nafsu.
c.              Menyucikan jiwa dengan jalan berakhlak dengan akhlak Allah.
Memang banyak pekerjaan yang dilakukan seseorang, bahkan boleh jadi pekerjaan besar, tetapi tidak berbekas sedikit pun serta tidak ada manfaatnya bukan hanya di akhirat kelak, di dunia pun ia tidak bermanfaat. Allah Swt. Berfirman, kami hadapi hasil karya mereka kemudian kami jadikan ia (bagaikan) debu yang berterbangan (sia-sia belaka) (QS Al-Furqan [25]: 23).

Bab   2        TASBIH
1.            Makna Subhanallah
Kata tasbih berasal dari kata sabaha, yang berarti berjalan cepat. Ia merupakan bentuk turunan sabaha – yasbahu – sabahatan. Sabahah bisa terjadi di air (renang) dan di udara (terbang), sebagaimana disebutkan dalam firman Allah, dan masing-masing beredar pada garis edarnya (QS Ya Sin [36]: 40). Sementara itu, tasbih dalam konteks ibadah adalah menyucikan Allah Swt.
Kata tasbih juga bisa berasal dari sabaha yang berarti jauh dan tinggi. Maksudnya adalah jauh daru segi ungkapan dan tingkatan yang memiliki arti tinggi. Jadi kata subhanallah mengandung arti ketinggian dan kesucian maqam Allah dari segenap kekurangan.
Tasbih bisa dengan ucapan dan bisa dengan amal, dan bisa dengan kedua-duanya. Karena itu, shalat disebut tasbih sebagaimana dalam firman-Nya, maka kalau sekiranya ia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan – QS Al-Shaffat [37]: 143-144
2.             Kisah Nabi Yunus a.s. dan Kalimat Tasbih
Kisah nabi yunus a.s. dinyatakan dalam Al-Quran, Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika iya pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap, “Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Engkau. Maksud Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang zalim” (QS Al-Anbiya [21]: 87)
3.             Kekuatan Tasbih
Zikir dengan kalimat-kalimat tasbih amatlah beragam. Tujuannya adalah upaya menyucikan allah dari segala macam keburukan.
Abu Hurairah r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, “ada dua kalimat yang ringan diucapkan, tetapi berat dalam timbangan dan disukai oleh Tuhan Yang Maha Pemurah.
4.             Meneladani Tasbih dalam Kehidupan
Kini kita bertanya apakah buah dari upaya manusia meneladani sifat kesucian Allah itu? Jika kita memahami kesucian dalam arti yang dikemukakan Imam Al-Ghazali – kesucian seseorang hamba adalah dengan menyucikan kehendak dan pengatahuannya. Pengetahuannya disucikan sehingga pandangan dan pengetahuannya berkisar pada persoalan-persoalan keabadian. Ia hendaknya bebas dari persoalan-persoalan yang bersifat indriawi atau imajinatif.

Bab   3        TAHMID



Tidak ada komentar: