Judul Buku : The Power of Emotional dan
Adversity Quotient for Teacher
Penulis Buku : Dani Ronnie M
Penerbit Buku : Penerbit Hikmah (PT Mizan Publika)
Anggota IKAPI
Cetakan : I, Sya’ban
1427/September 2006
Tebal Buku : 253 Halaman
Isi
Buku
1.
Permasalahan
a.
Apa maksud
dari sekolahku sayang dan sekolahku malang ?
b.
How
a Living Legend (bagaimana hidup menjadi legenda) ? Guru dengan 8 K.
c.
Bagaimana
emosi kecerdasan bagi seorang guru ?
d.
Apa
saja strategi khusus dari guru ?
e.
Bisakah
seorang guru sukses ?
f.
Ada
berapa macam bidang Adversity Quotient ?
g.
Bagaimana
Pelajaran dari perjalanan diri dari seorang guru ?
2.
Pokok
permasalahan penulis
Bab I
a.
Peran
IQ, EI, dan AQ dalam kehidupan
Pembelajaran institusi pendidikan baik formal maupun informal,
dalam bangku-bangku sekolah formal lebih dari 12 tahun ada yang lebih dari 20
tahun. Sekarang mari kita menjawab dengan sejujurnya, puaskah kita, anda dan
saya, dengan apa yang didapat dari sekolah-sekolah yang telah kita lakoni
selama ini?jawablah dalam hati dan renungkanlah.
Ada yang merasa bahwa sekolah-sekolah di negeri ini hanya
menghasilkan manusia-manusiayang tidak berkarakter dan tidak siap terjun
kedunia nyata, a real life.
Para ahli berpendapat bahwa kecerdasan akademik IQ hanya 15 % saja
terhadap kesuksesan dan kebahagiaan seseorang. Sisanya ditentukan oleh sikap
(attitude)-nya.
b.
Sumber
Daya Masa Depan
Tidak sedikit alumni-alumni institusi pendidikan kita hanyalah
orang-orang dewasa yang tidak mandiri, tidak berkarakter dan tidak sanggup
menghadapi godaan. Tidak jarang pula mereka berjalan menyimpang dari ‘jalur
putih’. Maksudnya jalur putih adalah jalur yang sarat akan nilai-nilai positif
(positive values), idealisme dan keyakinan bahwa kesuksesan harus dibangun bata
per bata. Dibutuhkanlah determinasi, komitmen dan kekuatan jiwa.
Orang yang menyipang dari jalur putih itu adalah orang yang selalu
mencari jalan pintas dalam meraih apapun yang mereka inginkan. Itu adalah
salah. Negeri yang hebat, kuat dan bermartabat, asal mau kita
berbenah,memperbaiki diri dan mengoptimalkan sumber daya masa depan kita,
anak-anak bangsa! Herbert Hoover mengatakan bahwa, “Anak-anak adalah
sumberdaya kita yang tak ternilai.”
c.
Be
Strong People
Penuturan oleh Richard C Needham, ini sungguh indah menuturkan
bahwa : orang-orang hebat membuat kesalahan sebanyak dan semengerikan orang
yang lemah. Perbedaannya adalah orang hebat mengakuinya, belajar darinya.
Itulah yang menyebabkan mereka hebat. Sekali lagi, be strong people! Hanya
orang-orang kuatlah yang sanggup melihat jauh kedalam diri, karena memang
didalam sana ada kebenaran hakiki.
d.
Ilalang
Liar
Terjadi
fenomena didunia yaitu:
1)
Fenomena
Liburan
2)
Belajar,
Aktivitas Menyenangkan.
3)
Competitive
approach & standardization (mengubah pola fikir pembelajaran).
4)
Rewards
and Punishment
“ Bila kita mampu berfikir positif, kreatif dan
inovatif dalam menyikapi segala fenomena yang terjadi didunia pendidikan kita,
sooner or later kita akan mampu mengondisikan sekolah sebagai tempat belajar
yang menyenangkan, efektif, dan membesarkan hati. Tidak sebaliknya, sekolah
hanya membunuh antusiasme, menyakitkan, membosankan dan menguras energi jiwa “.
Bab II
a.
8 K
yang Memikat
Kita sedikit mencoba mentrasendensikan proses belajar mengajar,
mencoba memandangnya sebagai suatu yang lebih dari sekedar transfer informasi
dan penjejalan pengetahuan, namun ada unsur kasih sayang, kepedulian, komitmen,
kerendahan hati, kreativitas dan keikhlasan dan karakter-karakter unggul lain
didalamnya.
Untuk menjadi guru yang seperti itu, harus mengetahui 8 K sebagai
berikut:
1)
Kasih
sayang : kasih sayang yang ikhlas dari seorang guru kepada para pembelajarnya
akan mengejar dan gaungnya akan terasa sampai kejiwa.
2)
Kepedulian/empati
: kau bisa membayar orang untuk mengajar, tetapi kau tidak bisa membayar mereka
untuk peduli.
3)
Kesabaran
: kemampuan diri untuk terus-menerus melakukan sesuatu dengan tanpa kehilangan
rasa keterkaitan, meski hal itu sulit.
4)
Kreativitas
: kecintaan kita terhadap pekerjaan membuat kita memiliki energi yang luar
biasa . melahirkan imajinasi tanpa batas, sanggup mengalirkan ide-ide kreatif
dan membuat apapun yang kita lakukan menjadi unggul dan indah. imajinasi
adalah induk dari segala kreativitas
5)
Kerendahan
hati : pola, sikap dan perilaku yang menunjukan bahwa kita berfikir kita tidak lebih baik, lebih hebat,
atau lebih cerdas dari orang lain.
6)
Kebijaksanaan
: guru biasa memberitahukan, guru baik menjelaskan, guru ulung memperagakan,
guru hebat mengilhami.
7)
Komitmen
: kalau kita sudah berkomitmen untuk melakukan sesuatu, kita harus mengarahkan
segala daya dan upaya kita untuk menunaikannya.
8)
Kejujuran
: sesuatu yang langka dan sulit didapati, seseorang harus memiliki kualitas, ia
akan menjadi aset yang luar biasa.
Bab III
a.
Apa
itu emosi kecerdasan
Emosi
kecerdasan adalah kepekaan mengenali dan mengelola perasaan sendiri (self
awareness) dan orang lain (empathy).
Kecerdasan
emosi terbagi atas lima wilayah utama:
1)
Mengenali
emosi diri
2)
Manajemen
emosi
3)
Memotivasi
diri sendiri
4)
Mengenali
emosi orang lain
5)
Menjalin
hubungan/relasi.
Jika kita
mengintip lebih dalam lagi mengenai kecerdasan ini dan mencari korelasinya
dengan proses belajar-mengajar. Sorotan pertama kita adalah kekuatan dari emosi
positif. Jenis emosi yang menurut saya pribadi serta memiliki peran penting
dalam pendidikan dan kesuksesan hidup seseorang:
1)
Perasaan
nyaman dan rileks
2)
Emosi
itu menular
3)
Emosi
positif bisa dilatih dll.
Bab IV
a.
3
(tiga) U
1)
Utuh
(Holistik)
Manusia adalah mahluk yang terdiri dari 3 bagian yaitu tidak boleh
terpisah, yaitu body (olah tubuh), mind (olah pikir) dan soul (olah jiwa).
Ketiga hal ini memang harus bersinergi dan diberdayakan serta diolah.
2)
Unik
(Unique)
Keunikan manusia adalah sesuatu yang tidak bisa disangkal lagi.
Misalkan kebetulan anda mempunyai saudara kembar, identical twin, anda pasti
tahu bahwa,bahkan dengan seorang saudara kembar sekalipun, pasti kita ada
perbedaan.
3)
Unggul
(Outstanding)
Dicontohkan
sebuah karya yang unggul akan dihargai oleh setiap orang. Dan mungkin kalau
anada melihat seorang penyair akan terkagum-kagum betapa hebatnya dalam
merangkai kata-kata.
Bab V
a.
Bisakah
seorang guru sukses ?
Menurut pendapat saya seharusnya kita mampu berbahagia kapan pun,
bagaimana pun, dan dimanapun kita berada. Kemampuan kita berbahagia pada
kondisi apa pun dan tanpa syarat, menyebabkan kesuksesan lebih gampang
menghinggapi diri. Jika kita merasa gembira, senang dan positif. Rasa itu
menderivasi banyak sifat-sifat unggul.
Agar
sukses menjadi milik kita, poin yang kita harus garis bawahi adalah:
1)
Keyakinan
terhadap apa yang kita rasakan dan yang kita kerjakan.
2)
Hasrat
yang menggelora terhadap pekerjaan kita.
3)
Kemampuan
mengkomunikasikannya.
Bab VI
a.
Adversity
Quotient
Terbagi menjadi
berbagai bidang diantaranya:
1)
Adversitas
Hidup
2)
Tanya
Jiwa
§ Apakah anda masih bisa menghirup oksigen?
§ Apakah anda masih bisa melihat?
§ Apakah anda masih bisa mendengar
§ Apakah anda masih bisa membaca?
Calm down, itulah adversitas(kesulitan) yang sangat akrab dengan
hidup,semakin tinggi kesulitan yang kita hadapi, semakin besar pelajaran yang
bisa dicermati.
“semua kesulitan sesungguhnya merupakan kesempatan bagi jiwa untuk
tumbuh”.
3)
Rejoice
Because Thorns Have Roses
4)
Semua
ada endingnya
5)
Life
Episodes
6)
Kecerdasan
Adversitas
7)
AQ
dan kehendak sakral jiwa
8)
Pesan
yang bisa dicermati
9)
Adversity
Quotient di sekolah
10)
Harta
karun diri.
Bab VII
a.
Pelajaran
dari perjalanan diri
Keunikan
perjalanan dirilah yang kemudian membuat kanvas hidup menjadi berwarna, kaya
dan mendebarkan.
b.
Belajar
tidak mengenal usia
“Usia boleh
tua, tetapi hati harus tetap muda”.
Ternyata
menurut penelitian terbaru, kemauan sepanjang hayat untuk belajar bahasa itu
sangat sehat, karena kegiatan ini dapat membantu menjaga dendrit sel otak kita
agar tetap pada kondisi yang baik, dan bahkan hal ini akan menghindari kita
dari penyakit Alzheimerl. Jadi walaupun kita sudah tau, tetaplah jaga hasrat
kita untuk terus mengembangkan pengetahuan berbahasa kita. Ini akan membuat
otak kita luar biasa.
3.
Tujuan
a.
Untuk
menginspirasi semua guru.
b.
Untuk
menambah wawasan, pengetahuan, dan ilmu tentang kekuatan emosi dan kecerdasan
advertisitas.
c.
Untuk
menginformasikan kepada para guru bagaimana kekuatan emosi dan advertisitas
itu.
d.
Untuk
menghadirkan prinsip-prinsip kecerdasan emosional dan adversitas dalam kegiatan
belajar mengajar.