Pulau biawak terletak di Lokasi Asia Tenggara dengan Koordinat +6° 16' 17.82", +115° 59' 30.56". Kepulauan Sunda Besar dengan Luas 120 hektare. pulai ini terdapat di Indonesia tepatnya di Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Pulau Biawak ini tidak memiliki penduduk, Kelompok etnik "Jawa".
Kepulauan
Biawak adalah sebuah pulau yang terletak di Laut Jawa di Kabupaten Indramayu Jawa Barat. Pulau Biawak terletak di sebelah utara
semenanjung Inrdamayu sekitar 40 kilometer dari pantai utara Indramayu,[1] dan secara administratif termasuk ke dalam
wilayah kecamatan Indramayu, Kabupaten Indramayu.
·
Pulau Biawak
·
Pulau Candikian
·
Pulau Gosong
Pulau biayawak adalah salah
satu tempat pariwisata yang menarik untuk dikunjungi.[1] Daratan seluas 120 hektar ini juga kaya
dengan tanaman bakau yang hijau dan rapat dipandang dari ketinggian.[1] Nama kepulauan ini diambil dari banyaknya
satwa biawak yang hidup di kepulauan ini.[3]
Kepulauan ini dapat
ditempuh sekitar 3 sampai dengan 4 jam menggunakan perahu motor dari pelabuhan Karangsong, Indramayu, Indramayu. Pulau
ini terkenal sebagai objek wisata bahari dengan taman laut dan ikan hias yang
indah serta terumbu karang yang asri.
Sesungguhnya nama pulau
tersebut adalah Pulau Rakit, tetapi oleh Pemkab Indramayu dinamakan Pulau
Biawak karena di pulau ini banyak dijumpai satwa liar yang justru menjadi ciri
khasnya, yakni biawak (Varanus
salvator). Satwa ini tergolong unik karena hidup di habitat air asin.
Setiap menjelang matahari terbenam, puluhan biawak dengan panjang antara 20
centimeter hingga 1,5 meter terlihat berenang di tepian pantai. Satwa-satwa itu
memang tengah berburu ikan untuk kebutuhan makannya.
Selain disebut sebagai
pulau Biawak, pulau ini juga disebut sebagai Pulau Menyawak dan Pulau Bompyis.
Pulau itu memiliki pesona
wisata yang unik, karena karangnya yang masih 'perawan ' dan hidup. Di antara
keempat pulau itu, hanya Pulau Biawak yang masih utuh dalam segalanya.
Sedangkan tiga pulau lainnya hanya berupa hamparan pulau karang semata. Pulau
Gosong, misalnya, kondisinya rusak karena jutaan meter kubik material karangnya
diambil untuk pengurukan lokasi kilang minyak Pertamina Unit Pengolahan VI
Balongan.
Keberadaan pulau ini sangat
berbahaya bagi alur pelayaran kapal-kapal laut yang melintas di kepulauan
tersebut. Maka tak heran, bangsa Belandasemasa menjajah kepulauan
Indonesia, mendirikan bangunan menara mercusuar. Mercusuar dengan
ketinggian sekitar 65 meter itu dibangun olehZM Willem pada 1872.[4] Hingga kini, bangunan itu masih berfungsi
untuk memandu kapal-kapal besar maupun kecil yang melintas. Melihat usia
bangunan tersebut, mercusuar itu diperkirakan seumur dengan mercusuar di Pantai Anyer.
Pulau Gosong dan Candikian
Selain Pulau Biawak,
kawasan ini juga menawarkan kecantikan Pulau Gosong dan Pulau Candikian. Pulau
Gosong berjarak tempuh sekitar setengah jam dari Pulau Biawak. Pulau Candikian
juga berjarak 30 menit dari Pulau Biawak. Berbeda dengan Pulau Biawak, kedua
pulau ini tak berpenghuni. Bahkan, Pulau Gosong yang sebenarnya lebih luas dari
Pulau Biawak hanya tersisa beberapa meter persegi. Pulau itu sering digunakan
untuk bertapa dengan tujuan mencari kekayaan dan sejenisnya. Pulau ini
"hilang" akibat pengerukan untuk pembangunan Pertamina Unit
Pengolahan VI Balongan Exor I sekitar tahun 1980-an.
Melihat potensi alamnya,
kawasan ini bisa memuaskan para pemburu kenikmatan wisata. Pulau cantik itu
saat ini benar-benar masih perawan. Untuk perjalanan sekitar empat jam dari
Indramayu ke lokasi itu, misalnya, belum tersedia perahu khusus. Kalaupun
menyewa, pengunjung harus merogoh kocek sekitar Rp 750.000 untuk
perahu nelayan berkapasitas sekitar sepuluh orang. Selain itu, juga belum ada
dermaga yang memudahkan pengunjung mencapai bibir pantai saat air pasang.
Selain itu, juga belum ada rumah-rumah peristirahatan yang bisa disewa
wisatawan.
sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar